REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Tim Aerobatik Jupiter (Jupiter Aerobatic Team) dinilai memiliki sejumlah keistimewaan dibanding tim aerobatik di negara-negara lain. Khusus di Asia, Tim Aerobatik Jupiter jadi satu-satunya yang menggunakan pesawat propeller atau pesawat bermesin baling-baling.
“Karena memang yang paling susah melaksanakan penerbangan aerobatik menggunakan pesawat propeller. Kalau pesawat jet pesawat maju tidak ada efek apapun pada pesawat itu. Kalau propeller dia akan banyak efek,” kata Jupiter 7 (narator), Kapten Penerbang I Putu Satya Kedaton, saat ditemui di Skadron Pendidikan 102, Wing Pendidikan Terbang, Lanud Adi Sucipto.
Bahkan Korea Selatan yang merupakan negara yang membuat KT-1B Wongbee, pesawat yang digunakan Tim Aerobatik Jupiter, juga tidak mampu menggunakan pesawat tersebut sebagai pesawat aerobatik. Hanya Indonesia dan Australia yang gunakan pesawat propeller sebagai pesawat aerobatik.
Tim Aerobatik Jupiter kerap tampil di event nasional maupun event internasional. Salah satu event internasional terdekat yang tengah mereka persiapkan yakni Singapore Airshow yang akan digelar pada Februari 2024 mendatang.
Tim Aerobatik Jupiter juga pernah memeriahkan event nasional seperti balap mobil air di Danau Toba, Motocross di Sumbawa, Superbike, hingga GP di Mandalika. Selain kerap tampil di Singapore Airshow, event-event internasional lainnya juga pernah dilakoni Tim Aerobatik Jupiter seperti di Langkawi Malaysia, Thailand, hingga Brunei Darussalam.
“Tim aerobatik ini sampai sekarang satu-satunya tim aerobatik di Indonesia dan juga mewakili Asia Tenggara propeller, dan diundang reguler di event-event internasional,” ujarnya.
Tim Jupiter juga pernah tampil memukai di HUT ke-78 RI. Ketika itu tim melintas di atas Istana Negara, dan memperlihatkan sejumlah manuver di hadapan Presiden Jokowi dan tamu negara.
“Memang sangat susah pesawat melintas di Istana Negara karena verboden area, cuma karena waktu itu permintaan panglima dan presiden pada HUT TNI, kita tampil di Istana Negara,” ungkapnya.
Untuk diketahui Tim Jupiter terdiri dari enam anggota. Berdasarkan formasinya paling atas adalah Jupiter One, di sisi kanan Jupiter Two, sebelah kiri Jupiter Three, tengah bawah Jupiter Four, paling kanan Jupiter Six, dan paling luar kiri Jupiter Five.
“Yang kanan adalah nomor genap, yang kiri adalah nomor ganjil,” katanya. Seseorang yang sejak awal berada di posisi kanan akan terus berada di sebelah kanan.
Sejumlah kegiatan dilakukan untuk membangun chemistry antaranggota tim. Satrya mengatakan untuk bisa menjadi anggota Tim Aerobatik Jupiter tidaklah mudah.
Mereka memiliki Surat Keputusan dari Kepala Staf AU. Masing-masing anggota bertanggung jawab atas satu pesawat yang mereka miliki.
Mereka juga tidak bisa digantikan sembarangan layaknya pemain sepakbola yang bisa diganti di tengah pertandingan. “Saat pelaksanaannya event maupun demo tidak boleh sakit harus bertanggung jawab pada drinya sendiri,” kata Satrya.
Ditambahkan, memiliki keahlian, sikap yang baik dan jam terbang tinggi tidak cukup menjadi anggota Tim Aerobatik Jupiter. Ada tanggung jawab khusus yang harus disetujui oleh pihak keluarga mengingat pesawat yang diterbangkan berbeda dengan pesawat pada umumnya.
“Yang jadi tim aerobatik ini adalah orang yang bener-bener siap jasmani dan rohani dan juga supporting dari keluarga,” ungkapnya.
Dirinya menilai seluruh manuver yang dilakukan Tim Aerobatik Jupiter tidaklah mudah dilakukan. Hanya saja manuver yang membentuk simbol hati jadi manuver favorit dan memiliki tingkat kesulitan tinggi.
“Yang mana yang paling susah, saya rasa semua manuver itu susah karena punya spesialisasi sendiri-sendiri, ada yang buat love, bagus sekali, tapi kalau kita ikut terbang itu kan dia bersilangan gitu kan, orang kanan sama orang kiri orang 2 dan nomor 3 sebagai wing man bagian dalam dan 5, 6 wing man bagian luar harus punya chemistry sendiri-sendiri,” ujarnya.
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini